Aku kemarin nonton acara bincang-bincang punya Oprah di Metro TV, Oprah memang punya ‘something’ yang bikin orang bisa denger dia, bisa liat dia, dan menyimak apa yang dia katakan. That’s the gift. Aku sih mikir aku bisa nggak yah seperti dia, secara fisik nggak terlalu menarik namun daya tarik lain pada dirinya merontokkan semua teori tentang kecantikan. Hm.. but I don’t want to talk about beauty for today. Aku ingat di acara bincang2 itu Oprah menghadirkan paduan suara yang lagunya menganjurkan untuk berbuat satu kebaikan pada setiap hari, sampai punya baju kaos lagi… hebat!!. Orang sana kalau ingin mempromosikan sesuatu nggak tanggung2 sangat total sehingga hasilnya keliatan maksimal dan dari hati yang paling dalam. Dan ketulusan itu terlihat jelas sama aku.
‘Buatlah satu kebaikan pada hari ini’. kata2 ini simple tapi punya arti yang dalam bagi aku. Selama ini aku nggak pernah ‘pay attention’ sama yang namanya kebaikan. Apalagi yang aku lakukan ke orang lain. Karena aku selalu berpikir kalo aku ingat tentang kebaikan ku berarti aku menghitung kebaikan tersebut. Tapi aku pun punya keyakinan setelah menonton acara tersebut, bahwa membuat ‘satu’ kebaikan pada hari ini bukan ada maksud untuk hitung2an apa lagi minta balasan. Yang malah timbul dalam benakku.. apakah sudah ‘susah’ bagi kita untuk berbuat baik sehingga kita dianjurkan cuma berbuat ‘satu’ kebaikan saja?.
Kehidupan sekarang memang aneh.. fenomena yang tampak adalah orang-orang hanya berpikir tentang dirinya sendiri tentang kepentingannya, semua jadi egois… bahkan segala hal yang nampak sebagai ‘kebaikan’ pun ending-endingnya untuk ‘kepentingan’ sendiri. Sudah butakah mata hati kita sehingga untuk kebaikan saja harus menunggu ‘anjuran’. Aku bukannya sok suci tapi apa yang aku tulis ini juga untuk mengingatkan ‘diriku’ yang kadang egois dan melupakan bahkan meniadakan kebaikan yang mungkin saja masih mengendap dalam hati kecil ini. Hanya karena ditutupi oleh berbagai macam pertimbangan yang membuat niat ini terasa sulit untuk diwujudkan. Kasihan si ‘nurani’ sekarang2 pasti dia merasa terkungkung nggak bisa beraktualisasi, berimprovisasi, dikarenakan tuntutan kehidupan yang akhirnya mengesampingkan dia hingga ke pojok tersudut dalam kegelapan dan nggak bisa bikin apa apa. Gimana bikin dia mau muncul lagi yah? Apakah dengan iklan komersial yang dibuat di acara tv itu, apakah dengan segala kegiatan keagamaan yang dilakoni dan cenderung terkesan ritual aja, atau apakah kita perlu merenung, duduk diam dan bertanya pada diri sendiri ‘apakah aku masih punya nurani’?
1 comment:
buat satu kebaikan setiap hari kayaknya susah. Tapi begitu gampang membuat seribu kesalahan setiap hari.
Post a Comment