Sunday, August 22, 2010

Makassar Tidak Kasar

Banyak persepsi yang timbul begitu mendengar tentang gerakan "Makassar Tidak Kasar", yang digagas oleh Aan Masyur, yang bukan orang Makassar tetapi cinta Makassar.

"Media itu yang terlalu melebih-lebihkan", "Mahasiswa itu yang nda ada kerjaan", dsb yang kebanyakan berkesan negatif tentang keadaan yang sudah terjadi.

Mungkin, bagi pribadi saya mungkin memilih kata sendiri untuk gerakan ini
Makassar is beautiful, Makassar Menyenangkan, Makassar Menggiurkan, dan beberapa pilihan kata yang terlintas dari pikiran.

Sangat wajar jika banyak persepsi yang negatif timbul dari pilihan slogan yang mengandung kata TIDAK. karena secara tidak langsung mengarahkan kita untuk berpikir mengcounter pernyataan tersebut, atau membenarkan dengan pernyataan yang cenderung negatif juga

Tetapi bukan itu cuma sekilas dari apa yang saya pikirkan tentang pilihan kata pada slogan tersebut.

Esensinya sangat berarti buat saya pribadi, selama ini memang Makassar dikenal dengan kota yang penuh dengan tawuran, serangan kepada kaum minoritas (baca: ganyang), demo yang anarkis dan lain lain yang membuat orang bisa berpikir untuk menjauh dari kota ini.

Saya pribadi dari golongan minoritas merasakan "ketakutan" tersebut sewaktu masih kecil. Selama tinggal di Makassar sejak lahir mungkin tercatat ada 3x peristiwa pengganyangan besar-besaran terhadap warga keturunan. Saat itu saya trauma, dan sadar bahwa tempat ini bukan tempat yang menyenangkan. Bahkan beberapa teman sudah memutuskan untuk tidak akan kembali ke kota ini.

Namun, setelah saya benar-benar "membaur", bergaul dengan warga Makassar bahkan menikah dengan orang Makassar asli saya merasakan hal yang berbeda.

Ketakutan itu sebenarnya karena saya tidak "mengenal" dengan baik Makassar dan orang-orang yang tinggal di kota ini.

Bagai 2 sisi mata uang, ada baik ada buruk dan itu hal yang wajar. Tidak akan ada tempat yang benar-benar nyaman di dunia ini. Makassar pun demikian, punya kekurangan dan punya kelebihan.
Hal dimana saya melihat kekurangan itu lebih dominan ketika saya sebagai kaum minoritas dan memisahkan diri dari masyarakat lokal. Dan itulah yang terjadi sekarang, orang-orang dari luar Makassar pasti berpikiran seperti saya ketika masih kecil.
Dan sekarang adalah tugas kita bagaimana caranya agar mereka bisa merubah pandangan terhadap Makassar dengan kelebihan-kelebihan yang kita miliki dan masih belum nampak.

Gerakan Makassar Tidak Kasar adalah solusi, dimana diharapkan gerakan ini memacu motivasi, kreatifitas kaum muda Makassar untuk bisa dikenal lebih dekat lagi sehingga akan dicintai dengan menyajikan kelebihan-kelebihan yang selama ini memang sudah ada namun tidak nampak oleh orang orang diluar Makassar.
Kelebihan yang membuat saya merasa betah dan nyaman berada di kota Makassar dan bersama dengan orang-orang Makassar.

Ewako!

1 comment:

bisotisme.com said...

thumbs up :)